Secara umum metode mikroenkapsulasi terbagi menjadi dua yaitu proses kimia dan proses fisika. Proses kimia terdiri dari emulsifikasi polimerisasi interfasial, polimerisasi in-situ, dan kompleks koaservasi. Proses fisika terdiri dari spray drying, fluidized bed, ekstrusi, pemisahan suspensi dengan cara rotasi atau spinning disk dan metode penggilingan.
Teknik Mikroenkapsulasi Proses Kimia
1. Emulsifikasi
a. Emulsi Minyak Dalam Air
Pada emulsi minyak dalam air polimer penyalut di larutkan dalam pelarut organik seperti metilen klorida atau klorofom. Bahan inti dilarutkan atau didispersikan dalam pelarut yang sama kemudian keduanya di campurkan. Campuran bahan inti dalam polimer pelarut di campurkan dengan fasa air yang mengandung surfaktan sehingga membentuk emulsi minyak dalam air.
Bahan inti yang dapat di enkapsulasi dengan metode ini adalah bahan inti yang bersifat lipofil. seperti hormon steroid, sitostatik, anti-inflamatori, dan neuroleptik. Sifat fisikokimia bahan inti seperti koefisien partisi, derajat ionisasi, atau sifat surfaktan akan memengaruhi emulsi yang terbentuk.
b. Multi Emulsi
Multi emulsi merupakan suatu sistem yang kompleks dimana terjadi proses emulsi berulang. Tipe utama multi emulsi dalam emulsi air dalam minyak dalam air (A/M/A) dan emulsi minyak dalam air (M/A/M). Pada proses multi emulsi digunakan dua sufaktan yaitu sufaktan hidrofil dan lipofil dengan kombinasi konsentrasi.
Metode multi emulsi dapat meningkatkan efisiensi enkapsulasi dari bahan inti yang tidak larut air dalam bentuk emulsi minyak-air-minyak (M/A/M) serta bahan inti yang larut air dalam bentuk emulsi air-pelarut organik-air (A/M/A). Mikrokapsul padat di dapat melalui penguapan atau ekstraksi pelarut, pencucian dan pengeriangan. Metode emulsi A/M/A digunakan untuk enkapsulasi peptida seperti egonis leuteinizing hormone-releasing hormone (leuprolida asetat) somatostatin, dan protein di dalam poli asam hidroksi seperti poli (D,L-laktida), poli-(D,L-laktida-koglikolida), atau poli-(L-laktida).
c. Emulsi Anhidrat
Teknik emulsi anhidrat di sebut juga sebagai emulsi minyak dalam minyak (M/M). Obat yang bersifat lipofil dan polimer didispersikan di dalam pelarut organik yang mudah menguap seperti asetonitril dan aston, kemudian di emulsikan kedalam minyak yang tak dapat bercampur seperti minyak mineral dan minyak sayur atau pelarut organik yang tidak mudah menguap yang mengandung sufaktan dengan nilai HLB (hydrophile-lipophile balance) rendah.
Mikrokapsul di dapat melalui proses penguapan atau ekstraksi pelarut organik yang mudah menguap dan pencucian di dalam pelarut lain seperti n-heksan untuk menghilangkan media pendispersi. Proses ini mencegah hilangnya bahan obat yang larut dalam air (Benoit at al, 1996).
2. Polimersasi Interfasial
Pada proses polimersasi interfasial lapisan penyalut di bentuk pada permukaan tetesan atau partikel inti melalui polimersasi monomer reaktif dengan penambahan katalis enkapsulasi. Prosedur polimerisasi interfasial yaitu terjadinya reaksi polimerisasi yang cepat pada permukaan antara dua monomer reaktif.
Contohnya yaitu reaksi antara isosianat dengan senyawa amina yang membentuk lapisan poliurea ; asam klorida dan senyawa amina yang membentuk lapisan poliamida atau nilon; isosianat dengan hidroksil yang mengandung monomer yang terlarut dalam fasa air akan membentuk lapisan poliuretan.
Bahan inti yang dapat diekapsulasi menggunakan metode ini antara lain larutan pewangi, perasa, dan bahan obat. Bila bahan inti yang dienkapsulasi berupa laruan maka perlu di tambahkan reaktan kedalam larutan inti. Contoh reaktan tersebut adalah senyawa amina amina larut air yang di larutkan kedalam fasa air.
Campuran tersebut kemudian didispersikan kedalam pelarut yang tidak larut air sampai terbentuk tetesan-tetesan. Reaktan yang larut pada pelarut organik seperti isosianat dan asam klorida di tambahkan pada fasa organik untuk melalui polimerisasi pada permukaan sehingga terbentuk lapisan penyalut.
3. Polimerisasi In-situ
Pembentukan lapisan penyalut pada metode polimerisasi in-situ terjadi karena reaksi polimerisasi monomer-monomer tanpa penambahan katalis (reactive agent) kedalam bahan inti. Polimerisasi terjadi pada fasa kontinyu di permukaan bahan inti yang terdispersi.
Polimerisasi in-situ menghasilkan kapsul dengan ukuran kecil yaitu antara 3 sampai dengan 6μm yang mengandung inti parfum serta kapsul besar yang mengandung minyak mineral untuk penggunaan kosmetik.
Belum ada tanggapan untuk "Teknik Mikroenkapsulasi Proses Kimia"
Post a Comment