Metode Penyosohan Secara Mekanis dan Hasilnya...?


Penyosohan secara mekanis di lakukan dengan menggunakan mesin penyosoh. Menurut Reichert (1982) dan Munck dkk., (1928) hasil penyosohan mekanis di pengaruhi oleh :

  1. Tipe mesin penyosoh yang di pakai

Mesin penyosoh sorgum terdiri dari empat tipe yaitu : (1) roller-milling equipment and peeling roll, (2) rice-dehuling equipment, (3) abrasive-type dehullers, dan (4) attrition-type dehullers. Pada penyosohan dengan roller mill biji sorgum di lewatkan diantara dua buah silinder logam yang berputar dengan kecepatan tertentu sehingga perikarp terkelupas karena adanya tekanan yang berasal dari permukaan silinder logam yang bergelombang dan dari putaran silinder. Pada penyosohan dengan rice-dehullding equipment dan abrasive-type dehullers digunakan silinder dari batu atau logam yang memiliki permukaan yang kasar sehingga perikarp biji sorgum terkikis. (Rooney dan Miller, 1982 dan Kebakile, 2008). Pada attrition dehulling biji sorgum diletakkan di antara dua buah piringan yang terbuat dari batu baja yang di susun secara horizontal atau vertikal. Salah satu dari piringan tersebut diam/statis sedangkan piringan lainya bergerak untuk melepaskan perikarp biji sorgum (Reichert, 1982).

Di indonesia mesin-mesin penyosoh mekanis khusus untuk sorgum belum berkembang sehingga umumnya digunakan mesin penyosoh beras. Jenis mesin ini tidak dapat menghilangkan seluruh perikarp sehingga beras sorgum yang dihasilkan kurang cerah. Kualitas beras sorgum lebih baik apabila menggunakan mesin penyosoh khusus biji sorgum (Yusuf, 2011). Mesin penyosoh sorgum yang terbaik untuk menyosoh biji sorgum adalah mesin tipe abrasif (Reichert dan Youngs (1976) dikutip Francisco dkk., (1982).

Mesin penyosoh tipe abrasif khusus untuk biji sorgum telah dibuat di Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjajaran dan sampai sekarang masih terus dimodifikasi. Tipe paling mutahir adalah mesin penyosoh sorgum TEP-3

2.  Metode penyosohan

Penyosohan biji sorgum dengan menggunakan mesin TEP-3 terjadi karena adanya gesekan antara biji dengan permukaan kasar batu gerinda, biji sorgum dengan rumah batu gerinda dan juga antara masing-masing biji sehingga menyebabkan kulit biji terabrasi dengan cepat mulai arah perikarp sehingga permukaan endosperma (Yusuf, 2011). Semakin banyak bagian biji yang di kikis, semakin lama penyosohan sehingga derajat sosoh dapat di ukur juga dari lamanya penyosohan.

Menurut Posner dan Hibs (1997) dikutip Kebakile (2008), untuk memudakan pengikisan perikap biji sorgum perlu diberi perlakuan conditioning/tempering. conditioning/tempering adalah perlakuan hidrotermal yang dilakukan pada serealia dan kacang-kacangan sebelum penyosohan dan atau penggilingan. Menurut Chakraverty dkk. (2001) conditioning/tempering terdiri dari kegiatan : (1) menambahkan sejumlah air pada biji untuk memperloleh kadar air biji yang diinginkan, dan (2) menyimpan biji-bijian tersebut beberapa waktu pada kondisi tertentu agar air terserap biji.

3.   Karakteristik biji

Karakteristik biji meliputi ukuran, bentuk, kekerasan biji, ketebalan perikarp dan tipe endosperma (Munck 1981; Rooney dan Murty 1982). Informasi mengenai karakteristik biji sorgum lokal berbiji putih belum ada, sedangkan sifat-sifat ini perlu diketahui karena memengaruhi kualitas dan hasil penyosohan.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Metode Penyosohan Secara Mekanis dan Hasilnya...?"

Post a Comment