Sorgum..Menurut Para Ahli ? broo

sorghum


Sorgum sudah dikenal petani indonesia sejak tahun 1925 khususnya di pulau jawa, kepulauan Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, namun belum di kembangkan secara luas (Mudjisihono dan Suprapto, 1987). Produksi sorgum di indonesia masih sangat rendah, bahkan secara umum produk pangan berbasis sorgum belum tersedia di pasar (Hoeman, 2009).

Tanaman sorgum ternyata dapat juga tumbuh baik di daerah-daerah marginal dan kering karena mempunyai daya adaptasi agroekologi yang tinggi dan sangat toleran terhadap kekeringan (Poehlman dan Sleper, 1995). Dengan demikian tanaman ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan pendapatan petani di daerah tersebut. Menurut Departemen Pertanian areal lahan marginal di indonesia ada sekitar 853 ribu ha (Siswono, 2005).

sorgum


Biji sorgum berkulit biji (perikarp) putih sampai krem yang dikenal sebagai White Sorghum dan ada pula yang berwarna merah, cokelat atau perunggu yang digolongkan sebagai High Tannin Sorghum (U.S Grains Council, 2008). Jenis sorgum yang digunakan dalam penelitian ini adalah sorgum putih varietas lokal Bandung, karena beras sorgum yang dihasilkan di perkirakan berwarna putih atau krem cerah yang lebih disukai masyarakat dari pada yang berwarna merah kecoklatan.

Menurut Mujisihono dan Suprapto, (1987) penanganan pascapanen sorgum terdiri dari pengeringan, perontokan, pembersihan, penyosohan dan pemisahan hasil sosoh. Masalah pada penyosohan biji sorgum adalah penghilangan kulit biji yang tidak dicerna, bersifat licin dan melekat kuat pada endosprema serta beras yang dihasilkan berwarna putih kekuningan, putih kecoklatan sampai putih kemerahan dengan warnanya tergantung dari warna testa biji (Rooney dan Miller, 1982; Sinuseng dan Prabowo, 1999; Mardawati dkk., 2009).

Menurut FAO (1995), penyosohan biji sorgum dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu : (1) penyosohan secara tradisional, (2) penyosohan secar kimia dan (3) penyosohan secara mekanis. Dari ketiga metode penyosohan, cara mekanis paling praktis karena cepat dan tidak ada masalah pembuangan limbah bahan kimia berbahaya (Mardawati dkk., 2009).

kalo ada yang kurang monggo di tambahin sendiri...? jouuss !! !

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Sorgum..Menurut Para Ahli ? broo"

Post a Comment